Follow Me @nisadinandya

Perjuanganmu (Katanya) Tak Akan Sia-Sia

Berbicara tentang SMA, rasanya belum lengkap kalau belum pusing mikirin jurusan kuliah. Ada yang karena keinginan dari diri sendiri, orangtua, kerabat, dan juga akibat pengaruh teman alias bagi-bagi jatah undangan.

"Bagi-bagi jatah gimana maksudnya?!"

Santai, Bro. Maksud gue, teman sekelas kompakan untuk tidak memilih pilihan yang sama di SNMPTN.

Setahun lalu, gue mulai mencari informasi tentang Statistika. Jurusan tersebut gue incar karena prospek kerja Aktuaria-nya yang, WOW, dan gue tidak ada masalah besar dengan Matematika, kecuali integralnya, he he he hiks. Setelah browsing berhari-hari dengan puluhan tab dan windows yang (dibiarkan) terbuka, juga bicara ke ortu tentang jurusan tersebut, gue berencana ambil Statistika di PTN di Depok saat SNMPTN nanti. Di Depok karena yang di Bogor udah di cup temen.

Pencarian jati jurusan gue berlanjut hingga kelas gue studyvisit ke FMIPA UI. Yap. Tahun ini kami studyvisit ke UI, ITB, dan UNPAD. Mengapa bisa ke FMIPA itu karena gue yang mengusulkan. Ternyata oh ternyata, setelah rangkaian studyvisit berakhir, temen gue malah jadi tertarik banget sama Statistika, dan, nilainya jauh di atas gue. Kesal? Iya. Sedih? Lumayan. Udah gue chat dan omongin berdua sama dia, tapi dia tetap fix bakal milih di undangan :)

Kami sekelas berkali-kali berunding, memperbesar kemungkinan diterima undangan dengan cara jangan sampai ada pilihan yang sama di kelas. Cukup banyak juga satu prodi yang diinginkan lebih dari satu anak di kelas ini. Pada akhirnya, semua teratasi.

Gue minggat dari Statistika dan ke prodi lain yang masih gue minati. Yup. Prodi ini pernah gue incar sewaktu masih di SMP. Tapi karena jurusannya IPS, sedangkan basic gue di IPA, juga SMA gue IPA, gue melupakan lo, Prodi :( Jurusan itu adalah... Psikologi! Selama kurang lebih seminggu, gue mencari informasi. Broswing, liat jurnal, cari prospek, liat thesis/skripsi yang tersebar di internet, jadi anon tanya-tanya di ask.fm, intinya, gue PDKT sama Om Google sampai mata ini lelah begadang, Bung. Gua memutuskan untuk mengambil Psikologi di PTN di Jawa Barat karena masuk ke rumpun IPA.

Semester baru pun datang.
Semester penuh suka dan duka, ulangan, ujian, try out, UN, SNM, prom, perpisahan, try out, SBM, UM, dan tes sana-sini.


Gue sadar semester ini bakalan sibuk banget. Harus siap-siap menghadapi UN, nih! Bukan SBMPTN, tapi malah UN dulu yang gue fikirkan. Efek dari sini. Agak berat, atau, sangat berat sebenarnya mengulang seluruh materi kelas 1, 2, dan 3, hanya tiga bulan sebelum UN. Awal semester gue lalui dengan mengerjakan berbagai varian soal di buku dari tempat les gue. Diawali dengan bangun subuh buat belajar biologi, biar hafalannya masuk, sekolah yang mulai jam 7, les jam 3, pulang les jam 6, eh, taunya pengen tambahan lagi sampai jam 8, membuat gue capek. Mata gue item. Tapi gue nggak boleh nyerah, karena ada "Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.", dan karena teman-teman gue juga sama rajinnya.
Sebagai tambahan, gue beli Zenius juga. FYI, Zenius ini isinya video-video pembelajaran yang lengkap abis! Kalau nonton di sini, lo akan 'memahami' pelajaran sampai ke akar-akarnya dan cara ngajar tutornya (yang ngejelasin) juga asik kok, nggak kaku. Gue beli paket yang sebulan dulu soalnya masih coba-coba. Gue nonton di waktu luang kalau jam kosong, istirahat, atau mau tidur. Dan, sangat membantu sekali :)
Namun, di balik kesibukan yang menjenuhkan ini, gue tetap senang. Karena semester ini... BANYAK BEDAH KAMPUS!!!
Ada UI, ITB, UGM, UNPAD, UB, IPB, UNDIP, dan lain lain yang menyelenggarakan kegiatan semacam itu. Kedatangan mereka selama bulan Januari dan Februari bikin gue semangat! Melihat mereka memakai jas almamater rasanya hmm... Gue juga mau! Gue dan teman-teman sekelas tentunya tak ketinggalan mengikuti rangkaian kegiatan TOBK (Try Out Bedah Kampus) ini.
Karena lingkup acaranya se-Provinsi, banyak teman-teman dari luar bandar Lampung yang rela datang dan mengikuti kegiatan ini. Iyalah, demi bertemu mahasiswa/inya dan mengetahui lebih lanjut tentang kampus impian, bo'. Tak jarang pula teman-teman kelas 10 dan 11 gue temukan turut hadir disini. Sekalinya Try Out, bisa sampai 1000-2000 peserta.
Jadwal Try Out SBMPTN
Jadwal Try Out dan Bedah Kampus yang ditulis di papan tulis kelas
Mereka, mahasiswa/i PTN itu, nggak hanya sekedar membuat acara di satu tempat besar saja, loh! Tetapi juga datang ke sekolah, masuk ke kelas-kelas, presentasi, dan tanya-jawab dengan kami. Pokoknya, kalau lo mau tahu lebih banyak tentang kampus, jurusan, dan proses perkuliahan di universitas tersebut, tanyakanlah saat mereka datang itu:)
Nah, saat alumni dari sekolah gue yang berjas-kuning, datang ke kelas dan menceritakan banyak anak IPA diterima SNMPTN jurusan IPS, omongan tersebut merubah keputusan gue. Sebenarnya gue udah tahu ada kakak kelas yang keterima undangan IPS di UI, walaupun dari IPA. Hanya saja gue belum yakin untuk milih UI. Tapi, SNMPTN memang gambling. Selama masih bisa mencoba, cobalah. Then, gue mikir kapan lagi bisa masuk Psikologi yang jurusan IPS, kalau bukan di SNM? Di SBM gue gaakan bisa ambil ini, lho (karena tetap ingin SAINTEK.)
Dengan mantap, undangan gue memutuskan ambil Psikologi yang di Depok, bukan di Jawa Barat :)
Sebagai cadangan, gue mencoba ikut tes universitas swasta, Telkom. Tes ini sudah gue tunggu-tunggu sejak lama karena swastanya bagus dan alumninya banyak tersebar di anak perusahaannya di Indonesia. Gue pilih jurusan yang berakreditasi A, tentunya (anaknya emang pilih-pilih kalau masalah jurusan, mohon dimaklumi). MBTI dan Teknik Industri. Dari 5 pilihan, gue cuma pilih 2 karena memang hanya minat di jurusan itu. Alhamdulillah, lolos di pilihan 1.
Gue seneng.
Hanya saja...
Di hari yang bersamaan dengan pengumuman tersebut, gue menemukan brosur bahwa ada tes jalur FULL BEASISWA di pada bulan AprilThe power or marketing emang, pinter sekali ngasihtau ada jurusan beasiswanya akhiran! Dengan berat hati namun yakin, gue lepas Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika di atas dan tidak melanjutkan proses untuk daftar ulang. Gue akan mencoba yang full beasiswa saja, karena yang ini mehong! Ehm, maksudnya uang pangkalnya sih, yang mehong, UKTnya enggak kok. Lagipula juga selama masih ada kesempatan beasiswa, kan? Mari dicoba!
Gue pun mendaftar diri untuk mengikuti tes Telkom JPU (Jalur Prestasi Unggulan).
Di lain sisi, SNMPTN.
Gue lolos tahap awal yang 75% untuk sekolah berakreditasi A. Sekarang saatnya pencetakan kartu peserta. Gue bener-bener nggak mengandalkan SNMPTN karena gue sadar gue dari IPA. Tapi gue tetep berharap dong. Gue cuma bisa berdo'a. Gue udah memilih. Kalau keterima, Alhamdulillah. Kalau enggak, memang bukan jalanku Ya Allah.
Tentu saja, gue berandai-andai membawa kartu ini saat daftar ulang. Oh, indahnya berandai-andai!
Kartu Peserta SNMPTN
Kartu Peserta SNMPTN


Hari H Ujian Nasional.
Ujian Nasional. Gue siap! Big big big thanks to Zenius, walaupun lo hanya gue pakai di saat luang, lo sangat berperan membantu gue di persiapan UN ini. Khususnya Biologi yang gua dengerin tiap mau tidur :) Seminggu lebih gue lalui dengan tenang walaupun lumayan sulit di Kimia, pelajaran yang gue senangi. Dan untungnya UN Fisika ada di minggu ke-2, jadi punya banyak waktu untuk belajar Fisika, pelajaran yang agak susah gue cerna.
Lalu...
PERJUANGAN SESUNGGUHNYA BARU ADA DI DEPAN MATA,
SBMPTN.
Waktu untuk belajar SBM hanya dari 13 April sampai 30 Mei. Sebulan lebih memang, tetapi, soal SBM berkali lipat lebih susah, materi jauh lebih luas, kisi-kisi tentu saja tidak ada, saingan gue untuk memperebutkan satu kursi bisa 50 orang, memperebutkan kursi di prodi impian. Ingin rasanya berleha-leha menikmati masa pasca-UN. Namun cukuplah 5 hari saja, karena mulai minggu depan, Try Out SBMPTN di tempat lesku sudah dimulai setiap minggunya sampai SBMPTN.
Maka dimulailah. Hari-hari gue bangun pagi bukan untuk sekolah, tapi untuk les. Datang 07.30 untuk ikut tambahan (opsional), walaupun jadwal les wajib gue jam 10 sampai jam 1. Setelah itu, bebas lagi kalau mau lanjut sampai jam 8 malam untuk mengikuti tambahan-tambahan lainnya. Begitu terus hari-hari gue jalanin. Malem sebelum tidur nonton Zenius, pokoknya gue usahain tetep nonton deh walau cuma setengah jam dapetnya sehari. Tahajud minta yang terbaik. Tidur yang awalnya 8 jam kian menyusut dan menyusut... Hingga seminggu sebelum SBMPTN tidur gue cuma 6-7 jam per malam.
Gimana hasil Try Out gue? Kalau passing grade, sih, kelewat. Cuma masih lumayan juga orang yang nilainya di atas gue. Kalau mereka pilih jurusan yang sama gimana? Mikir kemungkinan terburuk aja, sih. Sebenarnya pilihan mereka sudah terpampang. Intinya, jangan puas dulu. Lagipula SBMPTN pakai Nilai Nasional, nggak bisa mengandalkan satu atau dua mata pelajaran saja tetapi semuanya diimbangi. Tapi paling tidak, dari TO, gue ada gambaran untuk saat ini. Pokoknya Try Out sebisa mungkin harus naik terus, dan semaksimal mungkin (anggep SBM beneran)!
24 April, Tes JPU Telkom.
Tes dimana gue akhirnya serius buat dapetin Telkom. Iya, yang tes lalu gue nggak serius karena I'm not into it yet. Lalu, kurang lebih selama 3 hari sebelum tes ini gue rela namatin SBMPTN Bahasa Inggris di Zenius pake voucher, hehe.
Tes dimulai pukul 08.00 dan jam segitu gue masih otw karena kejebak macet! Oh man, ini hari Minggu, ini Car Free Day!!!!! Kalau nggak ada car free day harusnya gue bisa sampe 5 menit lagi (emang telat juga, sih) tapi ini gimana, gue harus muter jauh. Ayah gue juga udah panik karena waktu udah menunjukkan pukul 08.08, dan akhirnya kita bisa ngelewatin orang-orang setelah sabar menunggu kemacetan.
Gue chat temen gue yang ikut tes juga, nggak diread, fix udah mulai tes dah, nggak ngaret! :'(
Akhirnya gue sampai juga di lokasi tes pukul 08.20. Sakit perut gue. Gue lari cepat-cepat dari mobil, sampe di depan ruangan tarik nafas dalem-dalem, tenang, masuk. Gue disambut oleh pengawas yang memandangi gue dengan mimik 'Seriusan baru dateng jam segini?' tapi langsung ngasih gue soal dan lembar jawaban. Sesi 1 adalah tes MTK dan Fisika, bro, butuh banyak waktu!!! Pas gue masuk kelas udah pada ngerjain lembar berikutnya. Anjir, sempet nggak ya ini?
Soalpun gue buka, berdoa, dan kerjakan secepat mungkin. Untunglah ternyata gue masih bisa nyantai di 10 menit terakhir. 
Lanjut sesi ke 2 yaitu TPA, Bindo, Bingg. Binggnya lumayan susah, banyakan vocab soalnya. Tapi gue nembak ajalah walaupun ada sistem minus. Kebanyakan ragu di 2 atau 3 pilihan soalnya.
Bismillah, semoga dapet Ya Allah.
9 Mei 2016, Pengumuman SNMPTN.
Pengumuman SNMPTN pukul 13.00, namun ternyata mirror link milik ITB sudah aktif! Gue bersama teman-teman sedang berada di tempat les, menanti sejak satu jam yang lalu. Karena tidak sabaran untuk menunggu lama, akhirnya jam 12.57, paling pertama di antara temen-temen gue di kelas sekolah (chat di grup), maupun di tempat les sekarang, gue beranikan untuk membuka.
Gue pasrah, gue udah tenang, berharap yang terbaik, apapun keputusannya gue udah siap. Hebat banget kalau bisa keterima SNM. Rezeki besar. Ya Allah...
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Pengumuman SNMPTN
Anda dinyatakan tidak lulus seleksi SNMPTN 2016.
Gue hanya bisa menghela nafas dan tersenyum kecut, tidak sedih karena gue udah siap. Teman-teman pada menyemangati sekaligus panik dengan pengumuman mereka sendiri yang belum mereka buka. Gue harus semangat SBMPTN! Di saat yang bersamaan, terdengar dari ruangan lain teriakan diterima SNMPTN. Kecewanya sebentar saja, okay Nis?
Gue bersyukur memilki ortu yang sangat suportif dan mengerti keadaan gue. Mereka memberikan kesempatan ke gue untuk memilih, terus diskusi bareng, dan gaada paksaan. Mereka juga mengerti betapa random-nya SNMPTN. Mereka nggak marah gue nggak keterima, walau mungkin kecewa ya, Bu, Yah?
By the way, di hari yang sama dengan pengumuman SNMPTN, ada juga pengumuman tes Telkom yang jalur beasiswa pukul 14.00. Gue sangat amat berharap diterima disini, dan jika memang diterima, gue mungkin akan mempertimbangkan untuk tidak ikut Ujian Mandiri PTN lain selain SIMAK.
And...
ke 5
Pengumuman Tes Telkom
ALHAMDULILLAH YA ALLAHHHHH! DITERIMA! 
Gue langsung mencari surat kelulusan dan melihat pernyataan keuangan. Serius ini? Nggak bayar apa-apa kecuali asrama?
Gue langsung nelpon ibu gue, dan ibu gue dengan senang dan tenangnya mengingatkan gue untuk bersyukur karena walaupun nggak keterima di SNMPTN, tapi ternyata ada rezeki besar lain hari ini :')
SBMPTN tinggal 3 minggu lagi. Gue memanfaatkan waktu untuk belajar terus, dan Try Out sebaik mungkin. TKPA sudah. Kimia sudah tamat saat UN kemarin loh, Kak Yoki~ Biologi? Biologi gue nyicil terus dengerin Zenius setiap hari. Zenius kepakainya buat Biologi dan Kimia saja karena gue fokusnya tetap ke tempat les, nggak sempet semua video gua tonton karena loncat loncat. Matematika lagi on process, Fisika? INI MASALAH GUE DARI DULU.
Gue daftar SBMPTN 2 hari setelah pengumuman SNMPTN. Gue memutuskan untuk memilih:
  • FKG UI ( cerita panjang kenapa gue bisa milih FKG ada disini)
  • Sistem Informasi UI ( emang gue pilih juga ini di SNM )
  • Yang ini di skip aja yah :"))) Btw data di dalam point ini tidak berurutan okey.
Nekat abis? NEKAT BANGEEEET! Tadinya pilihan gue mau FKG UI, Psikologi UNPAD, Manajemen IPB. Hanya saja, karena gue udah keterima di Telkom, atas saran ayah dan ibu, jangan takut untuk milih di SBM lagi. Kalau pengen UI, ambillah UInya, Nak. Gue udah sadar dengan konsekuensinya. Gue tau, kalau gue gagal di SBM dan SIMAK, gue fix ambil swasta ini. Untungnya, swasta yang gue inginkan emang cuma disini jadi gue tidak ada keterpaksaan untuk memilih Telkom sebagai tujuan gue.
Semakin dekat SBMPTN, semakin risau jiwa ini. Semakin merasa kurang semua yang telah dipelajari. Semakin banyak doa yang dipanjatkan.
Mata gue udah item. Badan gue udah kurus. Kucel bener, deh. Sampai-sampai ibu sering bilang, "Udah, Nak. Istirahat. Jangan di forsir juga belajarnya." Makasih, Bu, udah ngingetin terus. Makasih udah memperhatikan kakak belajar selama ini. Tapi Fisikanya harus belajar dikit lagi, Bu. Ngerti dikit aja, Alhamdulillah deh.
H-1 SBMPTN.
Doa bersama yang diadakan oleh tempat les. Setelah itu caw buat cek lokasi. Hello, guys!
Cek Lokasi SBMPTN

Hari H SBMPTN, 31 Mei 2016.
Tes dimulai pukul 07.00, gue sampai di lokasi 06.35. Berbekal restu ortu, sarapan, dan istirahat yang cukup sekali kemarin, gue melangkah menuju gedung. Sungguh deg-degan rasanya, namun gue harus tenang. Tarik napas, bismillah... Gue makan permen karet dulu, btw :p
....
Demi apapun, sainteknya susah! Gue jawab banyak di Biologi dan Kimia. Sisanya mau nangis. Sesi ke 2 adalah TKPA. Gue harus bisa disini. Lalu, saat soal dibagikan... Kok TPAnya beda banget tipenya...? Ada tipe soal baru...? Figuralnya agak susah ya? Matdas masih alhamdulillah, B.Indo jawab semua tapi ada yang ragu, B.Ingg setengah lebih.
SAMPE RUMAH GUE NANGIS. Ini susah, tapi yang nganggep susah bukan cuma gue. Tapi, gue nggak yakin bisa keterima UI. Setelah itu gue tidur siang. Capek. Sampai malem rasanya badan gue lemes. Cume gue gak boleh lama-lama. Ayah dan Ibu gue terus mengingatkan bahwa yang terpenting gue udah berusaha maksimal, jangan disesali apa yang sudah terjadi. Oke, masih ada simak 5 hari lagi! Keesokan harinya, gue bangkit.
Gue belajar SIMAK selama 3 hari, lalu terbang ke Palembang berdua bersama teman gue untuk tes SIMAK UI. Gue sama dia belajar ngekos bareng, asik. Malemnya, nonton Zenius di kosan :))
ke 10
Kartu Peserta SIMAK
Alhamdulillah, gue optimis di SIMAK ini. Kata orang SIMAK lebih susah dari SBM? Untuk kali ini, SBM jauh lebih susah menurut gue. Apa gue aja yang gasiap SBM? :"D
Oh iya, di SIMAK, gue memilih jurusan FKG, Sistem Informasi, dan Statistika.

Hari-hari setelah SBM dan SIMAK gue lalui dengan harap-harap cemas.
Disaat teman-teman masih pada mencoba mandiri-mandiri lain, gue nggak. Sebenarnya mau saja, asalkan PTNnya di Jakarta-Bogor-Bandung. Jawa tengah ke sana terlalu jauh bagi gue yang tinggal di Sumatera ini, dan tidak ada keluarga dekat jika kuliah di sana. Sebenarnya ada UTMI yang pengen gua ikuti, namun entah kenapa nggak jadi.
Do'a yang gue panjatkan selama menunggu pengumuman SBMPTN adalah, "Ya Allah, saya pengen masuk UI. Tapi saya juga mau meringankan beban orangtua saat kuliah. Saya sudah berusaha, UI atau Telkom, yang mana yang terbaik bagiku menurutmu Ya Allah."

28 Juni, Pengumuman SBMPTN.
Akhirnya pengumuman SBMPTN datang. Gue tenang, tenang sekali. Namun benar-benar berharap bisa diterima walaupun menurut gue susah banget SBMnya.
Bismillah...
Ternyata...
Pengmuman SBM
Pengumuman SBM
Mohon maaf, peserta atas nama ANNISA DINANDYA SHAFIRA dengan nomor peserta 116-27-02139 dinyatakan TIDAK DITERIMA pada SBMPTN 2016.
JANGAN PUTUS ASA DAN TETAP SEMANGAT !!!
Pada awalnya gue tidak menangis, cuma sedih banget. Namun saat gue buka grup, tanpa sadar air mata gue mulai menetes melihat teman-teman lain diterima SBM. UI, ITB, UNILA, UNSRI, IPB. Nangisnya karena liat grup, ada yang bisa menjelaskan kenapa?:'D Gue pun sesenggukan di kamar, abis itu tidur. Berusaha melupakan apa yang terjadi.
30 Juni 2016, Pengumuman SIMAK UI.
Belajar dari pengumuman SBM, gue harus siap mental. Tapi gue jauh optimis dibandingkan SBM karena gue lancar mengerjakannya kemarin. Ibu gue ada di samping gue. Lalu gue ngomong "Kalau gak keterima gapapa ya, Bu? Kalau gaketerima gimana?" Ibu gue dengan nada yang menenangkan bilang "Gapapa, 'kan udah ibu bilang kakak udah ada cadangan, SBM sama SIMAK jangan jadiin beban."
Pengumuman SIMAK, harapan terakhirku. Kalau gue gaketerima SIMAK, gue gaakan nyoba mandiri lain.
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Buka website UI.
Masukin nomor peserta.
Pilih Jalur masuk.
"Lihat."
pengumuman simak
Pengumuman SIMAK
Maaf, Anda belum lulus seleksi masuk kali ini.
Kali ini gue nangis, tapi nggak sedih. Gue sendiri gatau kenapa gue nangis. Cuma 2 menit nangisnya. Dan mata nggak sembap seperti 2 hari lalu.
:)


Big Thanks buat orangtua gue yang selalu mendukung gue, mba-mba dan pak di tempat les gue, serta Zenius terutama tutor Kimianya, betah banget gue belajar Kimia, hihi.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah gue di atas adalah:
  1. Belajar UN dan SBM dari awal kelas 12, yah. Jangan bulan Januari kayak gue.
  2. Belajarnya langsung SBM aja!
  3. Persiapan mental baik saat ujian maupun pengumuman itu penting.
  4. Berusaha maksimal, minta do'a orangtua, serahkan pada Yang Di Atas.
  5. Syukuri apapun yang terjadi. Jangan disesali karena, percuma :)
  6. Pinter-pinter milih jurusan kalau pengen keterima di SBM, jangan yang tinggi semua. Gue milih tinggi karena ada cadangan.
  7. Ikuti semua Ujian Mandiri yang lo pengen. Jangan kayak gue, satu-satunya penyesalan hingga saat ini adalah kenapa gue nggak ikut UTMI, huhu.
Terus, teman-teman gue sekalian, inget bahwa yang namanya ilmu pasti akan terus bermanfaat. Walaupun gue nih, nggak keterima SBMPTN dan SIMAK, ilmu-ilmu tersebut, pelajaran yang gue pelajari, bukan berarti sia-sia. Dengan belajar lebih, lo nggak rugi ko!
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. (Al-Baqarah: 216)
Terus, bersyukurlah. Untuk berjuang, kita memang harus melihat ke atas sebagai penyemangat dan sebagai motivasi. Jika begini posisinya, gue harus melihat ke bawah, dan bersyukur masih bisa kuliah dengan meringankan beban orangtua karena banyak anak di luar sama ingin kuliah namun tidak bisa.
Mungkin, gue akan berjuang lagi tahun depan! Tergantung apakah gue nyaman, atau tidak disini :)
Perjuanganmu tak akan sia-sia.
Karena bermanfaat untuk esok, tahun depan, dan selamanya.
ke 7
Buku-buku gue untuk belajar SBM.