Follow Me @nisadinandya

Produktif di Masa Pandemi

Juli 04, 2020
It's okay to be not okay.

As a final year college student, I've seen many of my collegues are trying to do their best in order to achieve their dream, their job, their career path, their business, and many more.

But after Corona Pandemic comes, it's all going to be different.

Saya terinspirasi menulis mengenai hal ini setelah melihat tweet berikut:


I think the most important thing for now is keeping our body to stay healthy by staying home.

Mungkin banyak dari kita yang sudah berencana melakukan A hingga Z yang akan dilakukan pada tahun 2020 ini namun terhalang oleh adanya Pandemi Corona. Sekolah dan kuliah diliburkan sejak Maret. Acara-acara yang mengundang keramaian dibatalkan, seperti wisuda, perpisahan, konser, pernikahan, dll.

Ada banyak rencana yang harus diubah. Kita harus bisa berdaptasi dengan situasi yang sedang terjadi. Salah satu contohnya, saya yang harus mengubah judul skripsi dengan topik tourism saya setelah membuat BAB I s.d. BAB III. Siapa yang akan mendatangi tempat liburan pada masa pandemi seperti ini? Keluar masuk suatu daerah saja dibutuhkan SIKM (Surat Izin Keluar Masuk) dan berbagai identitas lainnya. Tidak ada lagi liburan untuk sekadar update instastory atau foto di feeds Instagram.

Produktif, ialah mengambil langkah yang jelas untuk mencapai tujuan kita. Melakukan hal-hal yang berguna dan bermanfaat demi masa depan kita. Di masa pandemi seperti ini,  menurut saya lebih baik jika menjaga kesehatan tubuh lebih diutamakan daripada meningkatkan produktivitas.

Sebaiknya tidak usah datang ke seminar atau conference dulu, tidak datang ke konser atau pameran, dan lain sebagainya. Kampus saja pada diliburkan hingga akhir 2020, bukan?

Untungnya, generasi Saya merupakan generasi milenial. Generasi yang katanya, paling mudah beradaptasi dan mudah dalam menerima perubahan. Sekarang semuanya serba online. Penggunaan gawai selama berjam-jam yang yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan, kini tidak lagi.

Gawai menjadi perangkat penting untuk melakukan segala aktivitas kita. E-mail, social media, grup di aplikasi instant message, Google Classroom, dan lain sebagainya. Baru kali ini Saya sesering itu menatap gawai karena semua kegiatan dilakukan dan disebarluaskan secara online, khususnya info-info kampus.

Oleh karena itu, tidak apa-apa jika saat ini kita ubah kecepatan langkah kita untuk menggapai apa yang telah kita rencanakan, selama masih melangkah ke arah yang sama, kita sudah benar. :)

Semangat untuk kita semua!

Mereka yang Mendidik dari Hati

Februari 18, 2019
Selama hampir 20 tahun hidup dan belajar (tentunya karena status saya masih pelajar sampai saat ini), tiba-tiba saya teringat dengan beberapa sosok pendidik yang pernah membagikan ilmu-ilmu mereka kepada saya.

Pendidik dalam konteks ini belum tentu mereka yang mengajar dalam mata pelajaran atau pun mata kuliah yang pernah saya ambil, melainkan mereka yang setidaknya membagikan ilmunya kepada saya, walau dalam kesempatan yang berbeda-beda.

Terbayang tiga sosok ini di kepala saya (secara tiba-tiba, saat sedang mengerjakan draft Metodologi Penelitian, hehe.) Pak Budi Rahardjo, Mom Indah (Dwi Indah Wahyuni), dan Pak Sumrahadi.

Pak Budi Rahardjo, pertemuan saya dengannya hanya sekali, tetapi luar biasa sekali. Saat itu saya ikut talkshow mengenai Big Data dan beliau merupakan pembicaranya. Beliau menyampaikanateri dengan sangat tenang, mudah dipahami, dan memastikan bahasa yang digunakan sekiranya dapat dimengerti oleh kami para pendengarnya walau sebenarnya topik yang dibahas termasuk sulit.

Mom Indah, beliau guru saya belajar Bahasa Inggris pada kelas Public Speaking di The Daffodils, Pare.

Yang terakhir ialah Pak Sumrahadi, dosen mata kuliah Perilaku Konsumen saya. Satu hal yang sangat saya pelajari dair beliau ialah, manners. Tutur katanya juga halus sekali. Beliau menyampaikan materi dengan penuh persiapan, dan dijelaskan secara detail.

Satu kesamaan yang mereka miliki ialah, passion. Mereka mencintai ilmu mereka, menyampaikan dengan caranya masing-masing, dan cara menjawabnya memperlihatkan bahwa mereka ingin memastikan semua audiens bisa mencerna apa yang disampaikan.  Mereka tidak merasa paling hebat (padahal menurutku mereka begitu hebat), mendengarkan dan menerima segala pertanyaan dan masukan, lalu menjawab dengan sangat rinci, jelas, perlahan, dan sesuai konteks. Mereka menyampaikan dengan hati, dan saya pun bisa menangkapnya dengan hati pula. Langsung terbesit rasa 'totalitas banget' dengan pertemuan yang tidak terlalu banyak dengan mereka. Ketiganya unggul, baik dari ilmu yang dimiliki, cara penyampaian, atau sikap dan tutur kata yang mereka ucapkan. Dan lihat, sekarang sosok-sosok ini membekas dalam ingatan saya.

Bersama Pak Budi Rahardjo

Public Speaking Class dengan Mom Indah, Juni 2018

Sayangnya dengan Pak Sumrahadi kelas saya, MBTI-40-08, sepertinya tidak pernah foto bersama.

Bisakah saya menjadi seperti sosok-sosok di atas suatu saat nanti? Hehe. Bantu aminkan saja. Bagaimana dengan kalian, guys?


Berpura-puralah

Juni 23, 2017

Dari sekian banyak hal yang terjadi dalam hidup kita, pasti ada beberapa hal yang bukan merupakan keinginan kita.

Hal yang kita cegah, hal yang kita tidak sukai, hal yang buruk bagi kita, entah mengapa---karena kehendak Allah---malah terjadi.

Saat Kau mengalaminya, siapa yang Kau salahkan?
Dirimu? Orang-orang di sekitarmu? Atau Allah?

Saat Kau mengalaminya, apa yang akan Kau lakukan?
Menjalaninya? Atau berusaha kabur darinya?

Saat Kau mengalaminya, bagaimana perasaanmu?
Sedih? Kecewa? Atau membencinya?

Kau tahu, aku pernah mengalaminya. Aku salahkan semuanya. Aku tetap menjalaninya, di lain sisi juga berusaha kabur. Aku sedih, kecewa, dan membencinya.

Pada siapa aku bercerita? TIDAK ADA!

Tidak ada yang mengerti perasaanku, sekalipun orang-orang terdekatku.
Lebih tepatnya aku merasa mereka tidak akan mengerti perasaanku. Aku terlalu takut untuk bercerita, takut mengecewakan mereka dan takut mereka tidak mau mendengar.

Tidak ada jalan lain. Aku harus melewatinya. Aku tak diberikan pilihan lain. Aku mencari pilihan lain pun, tidak akan ada.

Apa yang kulakukan? Pada awalnya aku hanya bisa menangis, secara diam-diam tentunya. Aku sembunyikan kesedihan ini dengan baik.

Hingga akhirnya pertanyaan itu datang, "Sampai kapan Kau mau bersedih?"

Sampai kapan Aku tidak menjalani hidupku?
Sampai kapan Aku mau bersikap munafik terhadap semua yang terjadi di hadapanku?

Hal ini tidak akan pernah bisa berubah. Hanya perasaanku sendiri yang bisa mengubah, bagaimana aku melihat hal ini.

"Berpura-puralah, hingga Kau lupa bahwa Kau sedang berpura-pura."

Semester 2 telah usai, semeester 3 di depan mata. Maukah kamu jadikan semester ini lebih baik dari sebelumnya?

TENTU, dan HARUS! Yakin saja pasti banyak kesempatan untukmu di depan sana.

Rute Wisata Sumatera Barat 4 Hari 3 Malam

Desember 30, 2016


Hai! Berhubung liburan jelang tahun baru kemarin saya dan keluarga berlibur ke Sumatera Barat selama 4 hari 3 malam, saya mau ngasih rute perjalanan saya yang bisa dibilang 'padat' ini. Kita bener-bener memanfaatkan waktu yang ada dengan ngunjungin tempat wisata sebanyak mungkin, tanpa menghabiskan banyak waktu (rute).

Nah, sebelum itu, saya kasihtau dulu, deh, kalau saya dan keluarga menginap 2 malam di Kota Bukittingi dan 1 malam di Kota Padang. 

Rute dimulai dari Bandara Internasional Minangkabau dan berakhir di Kota Padang. Secara garis besar, rutenya adalah Bandara-Pariaman-Maninjau-Bukittinggi-Pagaruyung-Batusangkar-Singkarak-Solok-Padang-Bandara. Dimulai sejak pukul 11.00 WIB.

1. Pantai Pariaman
Setelah keluar dari Bandara, jangan masuk ke arah kota, tetapi beloklah ke kiri menuju Bukittinggi via Pariaman. Di sepanjang jalan, kurang lebih selama setengah jam s.d satu jam Anda akan menyusuri bibir pantai. Silahkan singgah di sana karena banyak terdapat Pantai Wisata. Selain itu, ada gorengan seafood khas sana yang enak dan unik, meneurut saya, yang dapat ditemukan di rute tersebut.

2. Danau Maninjau
Dari Pariaman setelah dua sampai dua setengah jam perjalanan, Anda belok ke kanan di salah satu pertigaan. Saya sangat menyarankan Anda untuk menggunakan Google Maps. Dari situ jalan akan agak mulai berkelok hingga akhirnya Anda sampai di Danau maninjau yang sangaaat indah dan luas. Anda akan menyusuri Danau tersebut.

3. Kelok 44
Ditengah perjalanan menyusuri pinggiran Danau Maninjau Anda akan mulai naik sedikit demi sedikit. Itu merupakan tanda bahwa kelok 44 akan segera Anda masuki. Hingga akhirnya, Anda menemukan plang unik sebagai tanda Anda memasuki kelok 44, dan dari situlah perjalanan berkelok Anda akan dimulai~ Selaman menikmati indanya Danau Manunjau saat menaiki bukit sambil berkelok.

4. Puncak Lawang Maninjau
Spot terbaik melihat Danau Maninjau dari atas. Terletak di kelok-kelok terakhir atau bahkan setelah kelok 44 berakhir, saya lupa. Harus banget foto di sini, ya, biar Danau Maninjaunya kelihatan jelas!

5. Ngarai Sianok 'dari sisi lain'
Setelah itu Anda akan menuju Bukittinggi melewati tebing-tebing yang indah. Itulah ngarai sianok. Namun ngarai sianok yang terlihat bukanlah spot 'Ngarai Sianok'nya melainkan hanya deretan ngarai. Nanti ada saatnya.

6. Jam Gadang

Bermalam 1 hari di Kota Bukittinggi

7. Bentang Fort de Kock
8. Jembatan Limpapeh
9. Ngarai Sianok
10. Lorong Jepang
11. Seribu Tangga
12. Masjid Raya & Pasar Ateh
13. Jam Gadang

Bermalam 1 hari di Kota Bukittinggi

14. Lembah Harau
15. Kelok 9
16. Istana Pagaruyuang
17. Danau Singkarak
18. Nagari 1000 Rumah Gadang

Bermalam 1 hari di Kota Padang

19. Jembatan Siti Nurbaya
20. Museum Adityawarman Sumatera Barat
21. Pantai Air Manis
22. Batu Malin Kundang

Balik kembali ke Bandara pukul 14.00 WIB

Berita: Jelang UAS, Mahasiswa Harus Jaga Kondisi Kesehatan

Desember 07, 2016
(Dua orang mahasiswa berobat ke Poliklinik Tel-U, 6 Desember 2016)

     Bandung (06/12/2016) — Mahasiswa Telkom University (Tel-U) akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS) mulai Selasa, 13 Desember 2016. Kondisi kesehatan merupakan hal krusial untuk diperhatikan agar UAS bisa dihadapi dengan baik. Nilai UAS memiliki bobot yang cukup tinggi mempengaruhi IPS (Indeks Prestasi Semester).  Tak jarang, demi mendapat hasil yang baik mahasiswa bekerja keras hingga mengacuhkan kesehatan dirinya. 

     Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang berobat ke Poliklinik Tel-U menjelang UAS. Poliklinik yang biasanya menerima kurang dari 50 pasien per hari kini mampu mencapai 70 pasien dengan keluhan umum berupa batuk, pilek, demam, maag, dan diare. Mahasiswa yang berobat biasanya disebabkan oleh banyaknya tugas dan padatnya aktivitas yang mereka lakukan.

     Untuk menjaga kondisi kesehatan, pola makan dan pola hidup yang baik merupakan hal yang utama. “Sarapan itu sesuatu yang wajib. Pola makan harus dijaga, pola hidup harus sehat dengan tidur 7 s.d. 8 jam per hari. Istirahat yang cukup, jangan begadang dan sampai kelelahan. Minimal asupan yang masuk sepadan dengan energi yang dikeluarkan. Kan, kita sendiri yang tahu tentang diri kita,” ujar Muti, Public Relation Polikinik Tel-U. Ia juga menghimbau mahasiswa untuk tidak melakukan SKS (Sistem Kebut Semalam) pada saat UAS.


     Karena itu, kesehatan harus tetap dijaga agar tubuh segar-bugar baik sebelum maupun saat UAS berlangsung. Proses belajar, menghafal, maupun menghitung membutuhkan energi. Sarapan dan air putih yang cukup menjadi sumber energi utama saat hari-H. Selain membuat otak lancar berpikir, terjaganya kondisi kesehatan menyegarkan tubuh mahasiswa sehingga mereka siap menghadapi UAS. (ADS)

Globing 2016, Acara Angkatan Yang Sukses!

November 19, 2016
Haloo! Selama beberapa bulan menjalani kuliah, gue telah mengikuti beberapa kepanitiaan. Salah satunya yang cukup menarik adalah adalah kepanitiaan GLOBING ini. Ada yang tahu Globing itu apa? Sebelumnya, mari kita cek posternya terlebih dahulu~


Nah, dari poster di atas, bisa dilihat bahwa Globing merupakan acara yang berada di lingkup Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Globing, akronim dari Getting Along Your Behaviour in Inauguration adalah acara yang dipersembahkan oleh mahasiswa/i FEB angkatan 2016 untuk kakak tingkatnya. Dengan motto 'Makes FEB Greater', diharapkan Globing mampu menjadikan FEB fakultas yang hebat. Hebat disini maksudnya ialah mampu mengembangkan minat dan bakatnya dengan baik, mampu berkolaborasi dengan mahasiswa/i lain, bermanfaat bagi orang lain, serta lebih peduli dengan lingkungan sekitar juga.

Hal-hal di atas diwujudkan dengan hadirnya 3 rangkaian acara yaitu:
  1. Biochatting
  2. Charity for Unity
  3. Acara Puncak Globing 2016
Biochatting, acara yang mendekatkan kita dengan alam atau ramah lingkungan, yaitu penanaman biopori di kawasan kampus Telkom University, khususnya di sekitar Asrama Putri dan juga di FEB. Kenapa namanya Biochatting? Biochatting itu akronim dari 'Biophory Changes Everything'. Tentu dong, karena biopori itu membuat lubang pada tanah dengan sebuah alat dengan tujuan meningkatkan daya resap yang dimiliki oleh tanah itu sendiri. Jadinya, tanah tersebut mampu mengurangi genangan air, mencegah risiko terjadinya banjir, menambah volume air tanah, menghidupkan fauna tanah, pokoknya banyak, deh, manfaatnya! 

Poster Biochatting

Dokumentasi Biochatting

Charity for Unity, yaitu kegiatan bakti sosial ke Panti Asuhan Permata Hati. Dalam acara ini, kami juga mengumpulkan baju-baju bekas yang masih layak pakai dari mahasiswa/i FEB untuk disumbangkan.

Dokumentasi Charity for Unity
Lalu yang terakhir, Acara Puncak Globing 2016, acara yang ditunggu-tunggu karena ada performance dari berbagai jurusan dan berbagai angkatan di FEB, ada penampilan band, akustik, modern dance, stand up, sulap, yang semakin malam semakin petjaaahh! Hehe. Acara Puncak berlangsung sejak pukul 16.00 s.d. 22.00 WIB. Foodtrucknya sudah habis sebelum acara berakhir, tentunya, karena yang datang cukup ramai apalagi saat band-band mulai perform setelah maghrib. Walau awalnya sepi, namun kami bahagia. Ceilah.

Saya selama acara Globing ini menjadi anggota Divisi Pubdok, Publikasi dan Dokumentasi. Kegiatan saya foto-foto sama live report, hehe dan nggak sengaja nemu foto ini di Instagram. Saya yang lagi moto, neeh~~~
Diriku yang dipotret saat sedang memotret